Suriah Tawarkan Visi 2035 di Konferensi Dunia - Berita Sipahutar

Post Top Ad

Suriah Tawarkan Visi 2035 di Konferensi Dunia

Suriah Tawarkan Visi 2035 di Konferensi Dunia

Share This

Dalam suasana diplomasi internasional yang kian intens, Suriah kembali tampil di forum global dengan mengusung agenda pembangunan jangka panjang. Menteri Perindustrian dan Ekonomi Suriah, Dr. Muhammad Nidal Al-Shaar, hadir dalam Konferensi Internasional Keempat tentang Pendanaan Pembangunan (FfD4) yang berlangsung di Sevilla, Spanyol. Dalam forum bergengsi itu, Suriah memaparkan Visi 2035 yang dirancang sebagai cetak biru pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan pasca konflik panjang.

Dalam pidatonya, Al-Shaar menjelaskan bahwa Visi Suriah 2035 tidak hanya berfokus pada pemulihan pascaperang, melainkan juga menempatkan pembangunan sektor produktif dan penguatan kemitraan swasta sebagai fondasi utama. Ia menegaskan pentingnya reformasi undang-undang ekonomi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih ramah bagi investor domestik maupun asing. Menurutnya, tanpa investasi, program pemulihan tidak akan berjalan optimal.

Al-Shaar juga menyoroti upaya Suriah membangun kembali sektor industri, energi, dan infrastruktur yang selama ini hancur akibat konflik. Ia menyebut bahwa pemerintah Suriah sedang menyusun kebijakan insentif bagi investor serta memperkuat peran sektor swasta dalam menggerakkan perekonomian nasional. Dalam konteks ini, kerja sama lintas negara dan dukungan lembaga keuangan internasional menjadi sangat vital.

Di forum yang dihadiri para pemimpin negara dan pakar ekonomi dunia itu, Al-Shaar menyampaikan bahwa Suriah mendesak reformasi sistem keuangan global agar lebih adil, khususnya bagi negara-negara yang baru pulih dari krisis. Ia menggarisbawahi perlunya kemudahan akses terhadap pendanaan lunak dan keringanan beban utang, agar negara-negara seperti Suriah bisa kembali membangun ekonominya secara mandiri.

Selain menyampaikan visi makro, Al-Shaar juga mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah perwakilan lembaga keuangan dan pembangunan internasional. Dalam pertemuan tersebut, ia membahas peluang kerja sama di berbagai bidang strategis seperti energi, pertanian, infrastruktur, dan industri pengolahan. Pertemuan-pertemuan itu diharapkan menghasilkan kesepakatan konkret dalam waktu dekat.

Visi 2035 sendiri merupakan rencana jangka panjang pemerintah Suriah untuk mewujudkan ketahanan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Program ini mencakup berbagai sektor prioritas, mulai dari energi terbarukan, industri manufaktur, hingga teknologi pertanian modern. Pemerintah Suriah juga menargetkan penciptaan ribuan lapangan kerja baru dalam industri berbasis produksi lokal.

Al-Shaar menyebutkan bahwa dalam kerangka Visi 2035, Suriah akan menyiapkan regulasi baru yang memberikan insentif fiskal dan kemudahan perizinan bagi investor, terutama di sektor-sektor strategis. Dia optimistis, dengan dukungan kebijakan yang kuat dan sinergi antar lembaga, Suriah dapat memulihkan perekonomian dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Konferensi yang dihadiri oleh puluhan kepala negara dan lembaga ekonomi dunia itu juga mengadopsi dokumen penting bertajuk "Komitmen Sevilla". Dokumen tersebut memuat reformasi menyeluruh dalam struktur pendanaan pembangunan global, termasuk restrukturisasi utang, reformasi perpajakan internasional, dan peningkatan investasi untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.

Al-Shaar dalam forum itu juga menekankan bahwa tantangan utama Suriah saat ini bukan sekadar membangun kembali gedung-gedung yang hancur, tetapi membangun kepercayaan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang layak. Ia yakin, dengan terciptanya iklim usaha yang kondusif, arus investasi ke Suriah akan kembali pulih secara bertahap.

Salah satu fokus Visi 2035 adalah pengembangan energi ramah lingkungan. Suriah berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dan angin, serta memodernisasi jaringan listrik nasional. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan industri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Di sektor industri, pemerintah Suriah menargetkan revitalisasi kawasan industri di sekitar Damaskus, Aleppo, dan Homs. Kawasan-kawasan ini sebelumnya menjadi tulang punggung ekonomi nasional sebelum konflik meletus. Pemerintah berencana memberikan kemudahan kredit dan pembebasan pajak bagi investor yang bersedia menanamkan modal di sektor ini.

Dalam bidang pertanian, Suriah menyiapkan program modernisasi sistem irigasi dan pengembangan pertanian organik. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional sekaligus menciptakan sumber penghidupan bagi masyarakat pedesaan yang paling terdampak konflik.

Al-Shaar menggarisbawahi bahwa pembangunan berkelanjutan hanya dapat terwujud jika melibatkan masyarakat secara aktif. Oleh karena itu, dalam Visi 2035, pemerintah akan memperluas program pelatihan kerja dan pendidikan vokasi bagi generasi muda agar siap bersaing di pasar tenaga kerja yang lebih dinamis.

Dalam pidatonya, Al-Shaar juga menekankan pentingnya peran diaspora Suriah yang tersebar di berbagai negara. Pemerintah membuka kesempatan luas bagi para profesional dan pengusaha diaspora untuk berpartisipasi dalam program pembangunan nasional dan investasi di sektor-sektor prioritas.

Sebagai bagian dari upaya diplomasi ekonomi, Al-Shaar mengundang negara-negara sahabat untuk menjadikan Suriah sebagai mitra strategis dalam pengembangan infrastruktur dan sektor manufaktur di kawasan Timur Tengah. Ia menyebut, stabilitas Suriah akan berdampak langsung bagi stabilitas regional.

Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, pemerintah Suriah optimistis mampu mencapai target-target yang tertuang dalam Visi 2035. Dengan komitmen politik yang kuat dan dukungan masyarakat, Suriah berharap dapat bangkit menjadi negara yang mandiri secara ekonomi dan berdaulat penuh di bidang pembangunan.

Konferensi FfD4 di Sevilla menjadi momentum penting bagi Suriah untuk menyuarakan hak-haknya di kancah global. Kehadiran Suriah di forum itu menandakan bahwa negara tersebut tetap aktif berperan dalam percaturan internasional, sekaligus menunjukkan kesiapan untuk kembali menjadi bagian dari komunitas ekonomi dunia.

Visi 2035 juga dinilai oleh sejumlah pengamat sebagai langkah realistis yang bisa ditempuh Suriah dalam situasi saat ini. Dengan perencanaan yang matang, pemanfaatan sumber daya lokal, dan kerja sama internasional yang saling menguntungkan, Suriah berpeluang menjadi kekuatan ekonomi baru di kawasan.

Di akhir pidatonya, Al-Shaar mengajak seluruh mitra internasional untuk bersama-sama membangun Suriah baru. Ia berharap, dari forum di Sevilla ini akan lahir kemitraan strategis yang tidak hanya menguntungkan bagi Suriah, tapi juga memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.

Tidak ada komentar:

Post Bottom Ad

Pages